aku bukan nabi yang menyebarkan keyakinan atas nama Tuhan
aku bukan presiden yang mengatur pemerintahan atas nama kekuasaan
aku bukan sang bijak yang mengajarkan kejujuran atas nama kebaikan
aku bukan profesor yang menuangkan ilmu atas nama pengetahuan
yang jelas aku bukan mereka, kau dan dia
aku, hanya aku, dan cukup aku!
Rabu, 24 Desember 2008
BUKAN AKU?
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 08.44 0 komentar
SATU PERTANYAAN PADA PAGI
rimbunnya awan menaungi hari dari terik matahari
entah akan hujan atau hanya candaan alam?
karena angin menggelitiknya dengan kencang
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 08.30 0 komentar
Selasa, 23 Desember 2008
KEMATIANKU DI C#MINOR7
Ingatanku pagi ini membasi // terbuai halusinasi mimpi malam tadi // mencoba merakit dengan naluri // nyatanya terlalu mendalam emosi diri // partikel bebas yang menjerat kedua kaki // menghujamkan tubuhku pada bumi //
Murung wajah di batas pandangan // mengkilau layaknya berlian // airmata berderai bagai hujan // yang turun sepanjang perjalanan // hingga tetesan darah perjuangan // meluap di penghujung tujuan //
Kupesan sebuah kematian dalam sepekan // hingga derap waktu akan kian bermakna // bertarung, bergulung, dan saling membinasakan // hingga waktu juga yang akan membuktikan // langit dan tanah turut menyaksikan // bahwa aku terkalahkan //
…oleh waktu…
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 07.58 0 komentar
Senin, 22 Desember 2008
BATAS ASA
kubelah malam ini dengan kegalauan
agar pelangiku bisa terhampar bebas
dan tak meninggalkan aku dalam kesunyian
aku butuh solusi di batas keyakinan
setiap tetes darah telah kuberi arti
lebarnya luka telah terbakar mentari
langkah yang panjang selalu mengingkari
aku butuh imaji di tepian mimpi
tepat di ujung malam yang telah terbelah
noktah fajar berbintik mulai tampak
tenggelamkan aku yang tergulung pelangi
aku butuh waktu untuk sekedar tahu
masa lalu yang menghilang
masa sekarang yang bimbang
dan masa depan yang gamang
lalu dimana aku harus terpancang?
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.58 0 komentar
PUKUL 04.30 PAGI (SURABAYA)
dibalik kaca yang berembun
kutatap langkah kakimu yang anggun
dengan kepercayaan terpancar di aura
dapat kurasakan hangatnya di pagi ini
masih dari balik kaca yang berembun
rintik hujan menerpa jalanan
suaranya membungkam kesunyian
aku tetap menatap langkahmu
dan pagi ini masih berkabut pekat
jalanan pun nampak lenggang
aku pun malas beranjak
dari balik kaca yang berembun
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 07.55 0 komentar
Jumat, 19 Desember 2008
%#$@&!*&^@%#...PERJAMUAN
aku tidak tahu
pada jiwa yang mendayu
atau raga yang terbujur kaku
bahwa langit sudah tak membiru
aku tidak dengar
ketika petir menggelegar
atau badai yang hingar bingar
bahwa udara kian memar
perjamuan hari ini hanya bicara
antara kegamangan dengan kegilaan
yang memancar dari sudut perasaan
demi Tuhan dan semua ciptaan
dibalik semua rahasia di dunia
tak ada kisah yang sempurna
bahkan kita: mungkin butuh warna
hitam putih sudah terluka
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 12.40 0 komentar
Senin, 15 Desember 2008
HUJAN DAN CAHAYA
merenda butiran hujan yang jatuh
ingin kujadikan sebagai kemeja baru
dan kukenakan layaknya baju tidur
merangkai terangnya cahaya mentari
kubingkai dalam jelaga hati
agar kehangatan memancar dari diri
hujan dan cahaya
mengunduh partikel jiwa yang melekat
menjadi kata-kata berjuta rasa
hujan dan cahaya
hadirmu tak pernah kupinta
pergimu selalu bermakna
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.07 0 komentar
Rabu, 10 Desember 2008
DESEMBER 2008
tegak kakiku menyangga tubuh rapuh
di bulan penghujung tahun
mencoba akhiri perjalanan 2008
dengan keyakinan yang limbung di batas senja
ach, masih di tempat yang sama
dengan waktu yang tetap sama
tak ada yang berubah dengan makna
membelah harapan yang membahana
ach...mungkin hipokrit!
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 15.15 2 komentar
BELAJAR PATUH...?
kuambil sebuah crayon merah//kulukis langit laksana darah//paparkan gelisah di antara gelombang amarah//memijarkan api yang membara//
sang bijak yang bisu//sepertinya merasa terganggu//mondar-mandir lalu menegur ragu//langit haruslah berwarna biru//
aku belajar patuh
mendendangkan petuah-petuah
walau hati terasa jengah
tanganku tetap tak mau menengadah
aku belajar patuh
dalam lingkup ruang yang kaku
menunggu kematian waktu
hingga kedua kaki membatu
atau memang aku harus belajar patuh?
demi kenyataan yang diciptakan
ikuti saja, sampai bertemu ujung yang sama
di perjamuan malam memindai cerita yang sama jua
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 07.54 0 komentar