pernahkah kau rasakan yang kurasakan
ketika tatap mata mendialogkan rasa
yang meluap hingga tebing sukma
pernahkah kau rasakan yang kurasakan
saat kecup bibirmu membukakan hasrat
liar hingga batas keyakinan terlewat
meliuk indah gemulai raga
terlumuri nafsu yang lugu
mengikat, mengusap, menghentak
seirama desah sengau saat bersandar
pernahkah kau rasakan yang kurasakan?
cahaya yang berpijar dan angin yang berhembus
berpadu dalam tubuh yang menyatu
mungkinkah demi cinta?
atau hanya ungkapan belaka?
rasa sayang yang tercurah?
atau hanya pecahkan jerawat?
mitos kedewasaan yang sesat?
pernahkah kau rasakan yang kurasakan?
diantara jutaan rasa yang ada
aku tak pernah tahu apa yang kurasakan
Kamis, 27 November 2008
YANG AKU RASA
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.48 3 komentar
KEMBALI KE TITIK YANG SAMA
jauh dari jangkauan mata
nampak bersandar sebuah khilaf
merajah dinding waktu yang bersetubuh
tak tersadari hingga terlupakan
menutup hari dengan khidmat
melewati palung yang berimbang
mengikuti bekas yang tertinggal
kembali!...aku harus kembali menghirup
penat!
jengah!
lelah!
...di titik yang sama!
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.27 0 komentar
Rabu, 26 November 2008
AMARAH
gemeretak...
entah retak atau patah
hanya bunyi yang menyahut
lalu kembali sunyi mengangkangi
emosi berurai air mata
menetes jauh hingga terjatuh di keringnya tanah
buntalan luka menyeruak
membelah kedamaian suasana
hilir mudik kata terserap logika
dari caci maki hingga pujian yang basi
selilit yang menemani
tak terungkap nalar yang terbuang
Tuhan, jumpai aku di sini
kita duduk di bangku yang sama
untuk bicara tentang dunia
yang kau ciptakan hanya dengan kata
berisi serakan berjuta makna
mengalir dan saling mengisi do'a
meski kadang terselip dalam angkara
Tuhan, temani aku di sini
merajah waktu
cumbui langit biru
menyelusup angin ragu
hingga marah mengulum haru
ampuni aku Ya Tuhanku
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 08.12 1 komentar
SAMARANG DI NOVEMBER 2008
menggagahi waktu yang berputar
di antara lirih sendu batas senja
semilir akar wangi menyeruput
godaan akal membawa serakah
II
di bukit yang kupancang kaki
keelokan alam angkuh membentang
kuhirup udara pepohonan hijau
memanen kesegaran di tubuh ini
III
asap mengepul dari jeding yang membara
di selingi canda tawa yang berserak
dan ketika gelap memagari hari
aku turun menjemput rutinitas janji
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 07.52 0 komentar
Selasa, 25 November 2008
HANYA AKU
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 09.21 0 komentar
Kamis, 20 November 2008
MERACAU, MENGIGAU…AKH…AKU HANYA INGIN MELUDAH
Bosan saja tak cukup untuk mewakili perasaanku hari ini, rasanya tak ada kata yang dapat dengan tepat mengilustrasikan apa yang kurasakan. Hmhmhm, aku merasa ingin keluar, tapi dari apa? Kenyataankah? Mimpikah? Harapankah? Cita-citakah? Kehidupankah?
Kenyataan tak pernah bisa kumiliki karena ia selalu berada diluar jangkauan biologis atau pun psikologis. Aku pun tak pernah bisa mengendalikan kenyataan, ia mengalir dan menerjang diriku yang coba bertahan di arusnya dengan berpegang pada sisa-sisa akal, naluri dan keyakinan. Kini, aku terombang-ambing tak berarah meski aku masih bisa memandang tanjung harapan di ujung sana, entah disebelah mana pastinya, karena ombak terlalu tinggi dan naluri terasa pedih. Aku hanya setitik kuman dibelantara kenyataan, tersesat dan tak bermakna.
Mimpi! Aku sudah lupa kapan aku terakhir bermimpi, rasanya sudah lama sekali. Bahkan aku lupa bagaimana cara bermimpi. Aku tak pernah tidur, rutinitas telah membelenggu waktu senggang yang kumiliki, bahkan jejaknya pun terhapus. Haruskah aku bermimpi tanpa tidur terlebih dahulu? Ach, aku harus tertidur demi menciptakan mimpi yang indah nan membuai. Aku ingin tidur, memejamkan mata dan terkapar pasrah, lalu kapan?
Ada yang terlupa, harapan dimana kau berlabuh? Aku kehilangan dirimu. Dulu kau selalu berada dalam genggaman erat tanganku dan tak pernah lepas. Kini kau terbang liar tak bisa kuraih. Untuk sekedar berharap aku sudah lelah, apalagi jika kuciptakan harapan baru, tenagaku sudah tak mungkin lagi cukup. Karena dirimulah energi yang menyuapi semangat hidupku hingga aku selalu cepat bangkit melawan setiap hambatan dan rintangan. Aku dan harapan layaknya pasangan tak terpisahkan, seperti Robin Hood dengan busur panah, Bima dengan kuku pancasona, Superman dengan kekuatan super, Batman dengan teknologi canggih, dan lain sebagainya. Harapan adalah senjata pamungkas. Ketika ia hilang, musnah sudah seluruh kesaktian yang kumiliki dari ilmu, pengetahuan dan pemahaman. Yup, aku kini dilucuti, aku tak bersenjata dan terlalu mudah untuk patah.
Apa yang tersisa, hanya cita-cita saja? Cita-cita adalah putri cantik yang tinggal di istana nan megah, ia hanya menunggu dipinang saja. Di bola matanya terpancar keindahan akan masa depan. Jujur saja, aku jatuh cinta padanya, tapi aku tercampakan. Ia menolakku tanpa alasan yang bisa aku pahami. Tak mungkin kudapatkan ia, aku hanya seonggok tubuh yang terkapar tak berdaya dengan luka yang menganga di bisingnya hari. Istanamu terlalu megah bagiku. Mataku tak mampu melihatnya, aku buta! Tak dapat kupandang lagi keindahan senyummu, tajamnya tatapanmu, gemulai liukan manja tubuhmu yang mengitari birahi keyakinanku. Dan aku lumpuh! Diam…aku hanya diam…mematung seperti berhala kaum kafir yang dihancurkan Nabi Ibrahim, menjadi serpihan tak bermakna…dan itulah aku.
Bersetubuh dengan kehidupan, terkadang di atas dan sesekali di bawah bahkan dari belakang sampai ke depan. Berputar! Semua berlalu tepat didepanku, ketika aku tak bergerak. Tak kurasakan terpaan badai, karena aku tak pernah di atas. Namun, tenggelam lebih sering kutelan hingga tak sempat lagi aku mengunyah. Liarnya rotasi kehidupan sudah tak bisa kuiringi dengan tarian logika nalarku. Pecah sudah sumbatan akhlaq yang selama ini menjadi kontrasepsi bagi kejernihan akal dan keyakinan. Kehidupan begitu merangsang libido keinginan dan mencampakkan kebutuhan menjadi limbah tak bernilai. Yah, aku hanya ingin hidup pada kebutuhan tanpa mengabdi pada keinginan. Meski akhirnya aku kalah.
Kenyataan, mimpi, harapan, cita-cita, kehidupan, di mana kalian berada? Mengapa kalian tinggalkan aku di ruang pengap nan gelap dan sunyi ini? Hei….!
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.57 0 komentar
Jumat, 14 November 2008
LAGU DI PAGI HARI
kubingkai rasa dengan nada rangsangan jiwa
menggagahi waktu dengan makna
hingga jawaban tak butuh pertanyaan
kutelusuri pematang usia mengarah tujuan
tinggalkan semua persoalan bersama lupa
hingga ingatan tak perlu dirangkai
jauh di ujung penantian
senja melambaikan ketenangan
hingga harapan tetap berserakan
aku ingin makna di penantian
aku perlu harapan di tujuan
meski perjalanan harus kulanjutkan
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 07.48 0 komentar
Kamis, 13 November 2008
DUA TANDA KUTIP
diam.......
.......agar sunyi membakar.......
.......gelap.......
hingga suram.......menerangi
.......kelam.......hitam.......buta
rahasia harus terjaga
dari diam
dari gelap
dari kelam
dari hitam
lalu buta.......sesat.......hanya sesat.......hingga sesat.......
.......aku tersesat.......menyesatkan
tepat di depan mimbar yang terlewati.......di samping makam yang kukelilingi.......
akhiri ekspresi
hingga lebam realita.......mengukir jari.......diantaranya.......
aku
hanya aku
diantaranya aku dan hanya aku
.......mungkin cukup aku.......walau hanya dengan bahasa.......
merangkai kata.......aku tak butuh makna.......hanya isyarat belaka.......
dengan dua tanda kutip saja: "AKU"
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.30 0 komentar
PERJALANAN SUNYI
melingkari cinta dengan waktu
membunuh kisah yang terjalani
kutunggu di perjalanan sunyi
meski gelap jalan yang dipijak
tak usah risau dengan sesat
karena bersama tak perlu kuasa
wujudkan jejak dengan nyata
hingga tak harus berserak
pandang saja harapan yang melayang
tak usah digenggam
tak usah dicengkeram
alirkan saja...meski perjalanan tetap sunyi
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.13 0 komentar
AKU DAN TUHANKU
menyetubuhi Tuhan di belukar akal
hilangkan nalar yang bersemayam
mengasah mata rasa yang buta
ayat-ayat terurai dan mengurai
membelah serpihan amal perbuatan
dari catatan waktu yang berulang
kisah tubuh yang menjejak nyata
hingga cerita jiwa penuh bayang
hanya aku dan Tuhanku yang bicara
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.24 0 komentar
Jumat, 07 November 2008
GELAP, SUNYI, DERITA DAN LUKA
Kubunuh gelap dengan sebatang korek api
Kubungkam sunyi dengan detak jantung
Kubasuh derita dengan tersenyum
Kuobati luka dengan air liur
Kuhabiskan waktu bersama korek api, detak jantung, senyum dan air liur
Kunikmati senggang bersama gelap, sunyi, derita dan luka
Tak perlu menoleh karena gelap mengitari
Tak perlu mendengar karena sunyi menemani
Tak perlu kecewa karena derita melingkari
Tak perlu pedih karena luka melingkupi
Mungkinkah gelap telah membangun sunyi?
Atau menderita karena merasa terluka?
Salahkah aku? Jika aku terbangun?
Untuk wujudkan kesalehan yang tertunda
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 15.29 0 komentar
1 SYAWAL 1429 (1 Oktober 2008)
Menembus jiwa, alunan takbir yang menggema
Menusuk hati, tabuhan beduk nan berirama
Diantara linangan airmata yang menggumpal
Tak ada jarak penyesalan dan harapan
Ribuan do’a terpanjatkan meski lirih terucap
Menggelar sujud di setiap ujung dan pangkal penantian
Berharap kebahagiaan yang selalu datang menjelang
Meskipun sadar tak mungkin meniadakan kesengsaraan
Hidup adalah dua kenyataan yang berbeda
Dan akan selalu berlawanan bukan tanpa alasan
Karena kenyataan merupakan keterkaitan
Hingga keabadian menjemput di titik keterbatasan
Setiap langkah selalu menyisakan jejak
Entah berwarna hitam kelam atau putih bersinar
Entah kesengajaan atau di luar kesadaran
Karena bekas hitam yang harus selalu dihilangkan
Atas nama lahir dan batin: Aku Mohon Maaf
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 15.26 0 komentar
Rabu, 05 November 2008
TERLALU DALAM
mengutip kata dari mimpimu
kuurai menjadi makna pagi
secerah senyum matahari
meski mimpi tak mungkin untuk kembali
secangkir kopi dan sebatang rokok
menyadap setiap gelembung khayal
menorehkan tanda di setiap akhiran
tanpa jejak yang tak terbaca
oleh jiwa, nalar maupun logika
mungkin cinta? Ups! terlalu dalam
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 07.45 0 komentar
Senin, 03 November 2008
GEGER DI BELAKANG KANTIN (NEGERI INI BUKAN MILIK KITA)
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.34 1 komentar
RANAH PAJAJARAN (SITU PANJALU, 2008)
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 08.58 0 komentar