Jumat, 07 November 2008

GELAP, SUNYI, DERITA DAN LUKA

Kubunuh gelap dengan sebatang korek api
Kubungkam sunyi dengan detak jantung
Kubasuh derita dengan tersenyum
Kuobati luka dengan air liur

Kuhabiskan waktu bersama korek api, detak jantung, senyum dan air liur
Kunikmati senggang bersama gelap, sunyi, derita dan luka

Tak perlu menoleh karena gelap mengitari
Tak perlu mendengar karena sunyi menemani
Tak perlu kecewa karena derita melingkari
Tak perlu pedih karena luka melingkupi

Mungkinkah gelap telah membangun sunyi?
Atau menderita karena merasa terluka?
Salahkah aku? Jika aku terbangun?
Untuk wujudkan kesalehan yang tertunda

Tidak ada komentar: