tak pernah kutunggu pagi
karena ia akan menghampiri
meninggalkan malam
dengan anyir darahnya
melimpah ayat-ayat do'a
sejajar dengan jumlah makna
yang tertelan dalam perjalanan
dan tertulis dengan untaian perasaan
hitam adalah pilihan
ketika putih sulit untuk dicerna
abu-abu hanya pajangan
dan warna tak harus jadi pegangan
merangkai cerita dengan diam
tanpa kata yang terbuang
tak perlu huruf yang menyiksa
hanya rasa yang bercengkerama
mengejar mimpi tanpa berlari
hanya diam laksana matahari
berputar di orbitnya dengan pasti
hanya waktu yang silih berganti
malam akan datang begitupun siang
pagi dan sore hanya jarak diantaranya
mengapa harus menjadi dungu?
menunggu sesuatu yang jelas membisu
diam saja, sudah cukup
Selasa, 29 Juli 2008
DIAM SAJA (SENANDUNG AKHIR BULAN)
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 18.58
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
yea... diam sajalah
menggambar peta luka dan rasa itu
cukup...
Posting Komentar