Selasa, 29 Juli 2008

DIAM SAJA (SENANDUNG AKHIR BULAN)

tak pernah kutunggu pagi
karena ia akan menghampiri
meninggalkan malam
dengan anyir darahnya

melimpah ayat-ayat do'a
sejajar dengan jumlah makna
yang tertelan dalam perjalanan
dan tertulis dengan untaian perasaan

hitam adalah pilihan
ketika putih sulit untuk dicerna
abu-abu hanya pajangan
dan warna tak harus jadi pegangan

merangkai cerita dengan diam
tanpa kata yang terbuang
tak perlu huruf yang menyiksa
hanya rasa yang bercengkerama

mengejar mimpi tanpa berlari
hanya diam laksana matahari
berputar di orbitnya dengan pasti
hanya waktu yang silih berganti

malam akan datang begitupun siang
pagi dan sore hanya jarak diantaranya
mengapa harus menjadi dungu?
menunggu sesuatu yang jelas membisu

diam saja, sudah cukup

1 komentar:

Unknown mengatakan...

yea... diam sajalah
menggambar peta luka dan rasa itu
cukup...