Kamis, 30 Oktober 2008
PENANTIAN TAK SAMPAI
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 08.02 4 komentar
Selasa, 28 Oktober 2008
HARI YANG SEMPURNA
hujan, tercurah dari langit
siang ini ketika aku menanti
datangnya sahabat sejati
kerinduan yang dalam
kehangatan nan indah
keharuan penuh kisah
semua bak hujan yang tercurah
merembesi setiap dinding
tak terkendali
sahabat, kita pernah terluka
kau tetap saja bersahaja
sahabat, kita tak sepaham
kau selalu saja bersabar
kutunggu kau di sini, meski waktu kian tak berarti
karena kau, aku belajar untuk berarti
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 15.28 3 komentar
AMUK DOEA JANUARI
sejenak kusempatkan menatapnya//walau nalar membeku dan mulut terkunci
sentuhan rasa menguap pada senja//yang tersisa hanya kegelapan
letakan saja pada angin semua mimpiku//biar berlalu tanpa lengkingan syahdu
gemeretak jemari di dua januari//menyemai harapan di jingga langit
saat tapal batas terinjak//tinggalkan jejak//lalu terhenyak
sosok yang kutatap//seringai maut penuh hujat//menuai amuk
gemulai lembut tubuh menikam//senyum indah mencengkram jiwa
rangkaian makna tercecer//bersama limbah cerita luka
pada Tuhan aku bertanya//meski aku tak pernah bicara pada-Nya
di antara logika yang berlumur dosa//kuselipkan kebenaran yang terluka
entah cinta atau mungkin hanya do'a//agar kau selalu bermakna
dalam dada bahkan jiwa//merajah dalam ingatan pada cerita kita
sejenak kutatap...
sejenak kuingat...
sejenak kuharap...tak perlu lagi kuungkap
dua januari,....sebuah ilusi...
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.47 0 komentar
Jumat, 24 Oktober 2008
DI ANTARA TITIK DAN KOMA
kumulai hidup ini dengan bernafas//meski sesak tetap kupaksa//dengan udara yang tercemar
jejak yang samar kutelanjangi//masa depan yang suram kudatangi//masa lalu harus kuingkari
tak ada cerita yang kubawa//karena serpihan telah sirna//potret kujadikan hiasan
mengunduh kisah yang hilang//mayapada hingga dunia yang gila//dengan irama tak bergelora
kucoba untuk mencerna//setiap bilangan tanpa makna//gerah merambah dan terluka
menyadap jiwa yang gersang//memangkasnya dengan hujan//di kemarau yang panjang
hidup adalah usaha untuk mati//dan mati adalah kehidupan nan abadi//cukup menunggu
gugurkan waktu//buahi senja//dihiasi semerbak atsiri
merebah di tanah yang memerah//dengan langit yang menghitam//bersama kebimbangan
di antara titik dan koma//kita berjumpa...
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.35 1 komentar
Rabu, 22 Oktober 2008
KRISIS DI BELAKANG KANTIN
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 15.33 0 komentar
Senin, 20 Oktober 2008
TERBUNUH RUTINITAS
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.15 3 komentar
Jumat, 17 Oktober 2008
DI TAMAN KOTA
kupajang tanda tanya
tepat di antara dua kelopak mata
terselip di keriputnya kulit
aku jengah pada senyuman
yang terpampang di pinggir jalan
dengan wajah seolah berwibawa
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 09.01 3 komentar
Sabtu, 11 Oktober 2008
MEMAKNAI NAFSU DENGAN RUPIAH
aku terpilin
tak bisa lepas
memagut jiwa yang lelah
membuncah rasa
mengepak sayap
meradang peluh
menguak polah
...kau begitu indah...
aku mendesah
begitupun engkau
meski dengan helai rupiah
kau begitu sempurna
nalar yang terjajah
logika terus terdesak
senyummu selalu merekah
...kau undang hasrat...
semua tak terasa
berlalu dengan sengaja
pengalaman yang begitu menggoda
walau rupiah harus selalu ada
agar nafsuku bisa bermakna
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.32 4 komentar
CATATAN PADA KENYATAAN
di tepian jaman menunggu
perdebatan teori-teori yang mendewasakan
tanpa jawaban yang mampu menidurkan
mata yang buta menyaksikan
kaki yang lumpuh berjalan
telinga yang tuli mendengar
dan mulut yang bisu bicara
tak ada kebenaran yang datang
kesejahteraan hanya ungkapan
tak pernah tiba kedamaian
karena penindasan adalah harapan
teori tak pernah bisa menjawab
karena jawaban tak butuh alasan
jaman tetap akan berjalan
dan keberpihakan ada pada sang pemenang
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 14.05 0 komentar
LUKA OKTOBER 65 (TUMPAS KELOR)
bau amis darah masih menyengat
di antara asap mesiu yang menggumpal
ada amarah yang dibalut dendam
tak ada alasan karena memang tak suka
tak ada harapan karena memang tak ada jalan
semua harus terbalaskan dengan suka cita
pekik kemenangan menjadi tangisan korban
kebiadaban adalah tanda majunya peradaban
karena kekalahan menjadi nilai kemutlakan
aku saksikan di abad ini:
bahwa dendam masih merajah
bahwa korban masih terluka
bahwa kekuasaan masih menindas
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.44 0 komentar
DI SUDUT BENDUNGAN SAGULING 2008
awan menghitamkan langit
kelamkan waktu yang bergulir
saat aku terduduk di hilir sungai
menertawai diri dengan getir
rumput bergoyang menari peperangan
menolak cengkeraman tanah
seekor belalang hinggap di batangnya
menggelitik sang pohon agar tertawa
air tenang berjenjang sembunyikan kebuasan
jarak pandang yang terhalang tak kuhiraukan
karena bayangan memukau hingar otakku
dan angin menghibur panas tubuhku
Diposting oleh Tedi Yusnanda N di 13.29 0 komentar