Sabtu, 11 Oktober 2008

MEMAKNAI NAFSU DENGAN RUPIAH

aku terpilin
tak bisa lepas
memagut jiwa yang lelah
membuncah rasa
mengepak sayap
meradang peluh
menguak polah
...kau begitu indah...

aku mendesah
begitupun engkau
meski dengan helai rupiah
kau begitu sempurna
nalar yang terjajah
logika terus terdesak
senyummu selalu merekah
...kau undang hasrat...

semua tak terasa
berlalu dengan sengaja
pengalaman yang begitu menggoda
walau rupiah harus selalu ada
agar nafsuku bisa bermakna

4 komentar:

Rosid Ridho mengatakan...

mmm...
berpeluh nafsu diantara ranjangmu...
nikmat legit dalam kenyal aura
malam seperti biasa kau menghabiskan rupiahku pengganti nafsu....


mengasikkan memang.... ahahahaaa...

The Diary mengatakan...

wahhh lagi pada bikin puisi apa ni....

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

salam
singgah
bercerita andai bisa
semoga kita bisa berkawan

Anonim mengatakan...

thanks buat komentarnya...dan buat